Kamis, 26 Januari 2017

LAPORAN JAMUR







LAPORAN PRATIKUM  KETERAMPILAN BIOLOGI
JUDUL : BASIDIOMYCOTA
DI SUSUN
O
L
E
H

NAMA                           :    Margarita Lestari                
NIM                    :    140300036331  
KELOMPOK    :    3
DOSEN               :     Rachmi Afriani,S.Si.M.Si            



PROGRAM STUDY BIOLOGI
FAKULTAS  KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN BIOLOGI (SI)
UNIVERSITAS KAPUAS SINTANG
TAHUN AKADEMIK 2016-/ 2017








BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar belakang

Tumbuhan paku merupakan tumbuhan berkormus dan berpembuluh yang paling sederhana. Terdapat lapisan pelindung sel (jaket steril) di sekeliling organ reproduksi, sistem transpor internal, hidup di tempat yang lembap. Akar serabut berupa rizoma, ujung akar dilindungi kaliptra. Sel-sel akar membentuk epidermis, korteks, dan silinder pusat (terdapat xilem dan fleom).
            Tumbuhan paku (atau paku-pakuan, Pteridophyta atau Filicophyta), adalah satu divisio tumbuhan yang telah memiliki sistem pembuluh sejati (kormus) tetapi tidak menghasilkan  biji untuk reproduksinya. Alih-alih biji, kelompok tumbuhan ini masih menggunakan spora sebagai alat perbanyakan generatifnya, sama seperti lumut dan fungi. Tumbuhan paku (Pteridophyta) adalah divisi dari kingdom Plantae yang anggotanya memiliki akar, batang, dan daun sejati, serta memiliki pembuluh pengangkut.
          Tumbuhan  paku sering disebut juga dengan kormofita berspora karena berkaitan dengan adanya akar,  batang, daun sejati, serta bereproduksi aseksual dengan spora. Tumbuhan paku juga disebut sebagai tumbuhan berpembuluh (Tracheophyta) karena memiliki pembuluh  pengangkut. Tumbuhan paku tersebar di seluruh bagian dunia, kecuali daerah bersalju abadi dan daerah kering (gurun). Total spesies yang diketahui hampir 10.000 (diperkirakan 3000 di antaranya tumbuh di Indonesia), sebagian besar tumbuh di daerah tropika basah yang lembab. Tumbuhan ini cenderung tidak tahan dengan kondisi air yang terbatas, mungkin mengikuti perilaku moyangnya di zaman Karbon, yang juga dikenal sebagai masa keemasan tumbuhan paku karena merajai hutan-hutan di bumi. Serasah hutan tumbuhan pada zaman ini yang memfosil sekarang ditambang orang sebagai  batu  bara. Salah satu anggota dari Pteridophyta ialah kelas Lycopodiinae ( paku kawat atau  paku rambat ). Merupakan tumbuhan liar di pinggir-pinggir jalan, semak belukar atau di hutan-hutan,sering memanjat di pohon. Tumbuh dari dataran rendah sampai pegunungan dari ketinggian 100 m sampai 2.000 m di atas permukaan laut Psilopsida merupakan tumbuhan paku purba (primitif) yang sebagian besar anggotanya sudah punah dan ditemukan sebagai fosil. Psilopsida diduga hidup pada  periode antara zaman Silurian dan Devonian. Hanya beberapa spesies saja yang masih hidup di bumi saat ini, misalnya Psilotum nudum. “ Rachmi Afriani.S.Si.M.Si”
1.1 Tujuan Pratikum

1.      Agar lebih mengetahui dan mengenal jenis-jenis tumbuhan paku (pteridophyta)
2.      Supaya lebih mudah membedakan antara satu spesis dengan spesies yang lain.
3.      Untuk   mengetahui morfologi dan klasifikasi (pteridophyta)










1.2   Dasar teori

        Tumbuhan paku merupakan suatu divisi yang warganya telah jelas mempunyai kormus, artinya tubuhnya dengan nyata dapat dibedakan dalam tiga  bagian pokoknya, yaitu akar, batang dan daun. Namun demikian, pada tumbuhan  paku belum dihasilkan biji. Seperti warga divisi–divisi yang telah dibicarakan sebelumnya, alat perkembang–biakan tumbuhan paku yang utama adalah spora.,

        ahli taksonomi membagi dunia tumbuhan dalam dua kelompok saja yang diberi nama cryptogamae dan phanerogamae. Cryptogamae (tumbuhan spora) meliputi yang sekarang kita sebut dibawah nama schizophyta, thallophyta, bryophyta, dan pteridophyta. Tumbuhan paku merupakan komponen vegetasi yang lebih menonjol dari pada lumut, walaupun kelompok tersebut  jumlah jenisnya jauh lebih besar (sekitar 20.000 jenis).
        Diduga tumbuhan paku merupakan tumbuhan yang menghuni daratan bumi. Fosilnya dijumpai pada batu- batuan zaman Karbon, yaitu kira-kira 345 juta tahun yang lalu (Gembong, 1989). Tumbuhan paku dapat hidup di atas tanah atau batu, menempel di kulit  pohon (epifit), di tepi sungai di tempat-tempat yang lembap (higrofit), hidup di air (hidrofit), atau di atas sampah atau sisa tumbuhan atau hewan (saprofit).
         Sebagian  besar tumbuhan paku mempunyai batang yang tumbuh di dalam tanah yang disebut rhizoma. Akar pada tumbuhan paku bersifat seperti serabut yang ujungnya dilindungi oleh kaliptra (tudung akar). Batang pada sebagian besar paku tidak terlihat karena berada di dalam tanah dalam bentuk rimpang. Akan tetapi, ada pula tumbuah paku yang memiliki batang di permukaan tanah yang bercabang, seperti  pada Cyathea. Tumbuhan paku tersebar di seluruh bagian dunia, kecuali daerah  bersalju abadi dan daerah kering (Budiyanto, 2013).
         Reproduksi tumbuhan paku yaitu dengan metagenesis pergiliran reproduksi antara vegetatif dan generatif. Terdapat klasifikasi paku berdasarkan  spora yaitu homospora pada  lycopodium, peralihan pada equisetum dan heterospora yaitu pada  Marsilea selaginela . Jenis-jenis paku berdasarkan fungsi yaitu trofofil: steril (mandul) yang hanya digunakan untuk proses fotosintesis, sporofil yaitu penghasil spora dan troposporofil yaitu penghasil spora dan dapat  juga berperan dalam proses fotosintesis (Prowel, 2010).
Pteridophyta mempunyai gametofit bersifat thalus, sporofitnya dapat dibedakan menjadi akar, batang, dan daun memiliki batang bercabang-cabang menggarpu, akar mempunyai kaliptra. Pada akar dan batang dijumpai berkas  pengangkutan. Pteridophyta dapat tumbuh menjulang ke udara. Pada tumbuhan  paku, yang biasa kita lihat adalah generasi sporofit.
           Pada awal musim panas, akan nampak bercak-bercak kecoklatan pada bagian bawah anak daun tumbuhan paku. Bercak-bercak tersebut disebut sorus dan berisi banyak sporangium. Jika kita lihat lebih dalam, di dalam sporangium ini terjadi pembelahan meiosis dari satu sel induk spora menghasilkan empat sel spora. Jika kelembaban menurun, sel-sel  bibir berdinding tipis dari masing-masing sporangianum terpisah dan anulus terbuka dengan perlahan-lahan, lalu dengan gerak yang cepat anulus meletik kedepan dan mengeluarkan spora-sporanya. Jika spora-spora ini sampai pada habitat yang sesuai, maka spora tersebut akan berkecambah membentuk benang-benang sel (Gembong, 1989)
                  Tumbuhan paku ( paku –pakuan) adalah sekelompok tumbuhan dengan sistem pembuluh sejati ( memiliki pembuluh kayu dan pembuluh tapis),tetapi tidak menghasilkan biji untuk reproduksi seksualnya. Tumbuhan ini mempertahankan spora sebagai alat perbanyakan generatifnya.
         Tumbuhan paku tersebar diseluruh bagian dunia, kecuali daerah bersalju abadi dan daerah kering (gurun. Total spesies yang diketahui hampir 10.000 dengan perkiraan 3.000 diantaranya tumbuh di indonesia.sebagian besar anggota paku pakuan tumbuh didaerah Tropika basah yang lembab.
         Paku pakuan cenderung ditemukan pada kondisi tumbuh marginal,seperti lantai hutan yang lembab,tebing perbukitan,merayap pada batang pohon atau batuan, didalam kolam/danau, daerah sekitar kawah vulkanik,serta sela – sela bangunan yang tidak terawat. Meskipun demikian, ketersediaan air yang mencukupi pada rentang waktu tertentu diperlukan karena salah satu tahap hidupnya  tergantung pada keberadaan air, yaitu sebagai media bergeraknya sel sperma menuju sel telur.
        Tumbuhan paku pernah merajai hutan - tuhan dunia di Zaman Karbon sehingga zaman itu dikenal sebagai masa keemasan tumbuhan paku. Serasah hutan tumbuhan pada zaman ini yang memfosil dan mengalami mineralisasi sekarang ditambang orang sebagai batu bara.
              Menurut petunjuk – petunjuk paleontologi, banyak yang bersepakat bahwa dari suatu kelompok tumbuhan paku purba terwujud lah tumbuhan berbunga, suatu kelompok tumbuhan yang mendominasi vegetasi masa kini. “ Rachmi afriani,S.Si.M.Si “

             Tumbuhan memiliki ciri – ciri sebagai berikut:
1.      Berbeda dengan tumbuhan lumut, tumbuhan paku sudah memiliki akar, batang dan daun. Oleh karena itu, tumbuhan paku termasuk kedalam kormophyta berspora.
2.      Baik pada akar,batang,dan daun, secara anatomi sudah memiliki berkas pembuluh angkut, yaitu xilem yang berfungsi sebagai pengangkut air dan garam mineral dari akar menuju daun untuk proses fotosintesi, dan floem yang berfungsi untuk mengedarkan hasil fotosintesis keseruruh bagian tubuh tumbuhan.
3.      Habitat tumbuhan ada yang tumbuh di darat dan ada yang tumbuh di perairan serta ada pula yang hidup menempel pada pohon dan epitit lainya .contoh Drymogosslum dan Lygodium microphylum yang hidup menempel di pohon- pohon.
4.      Pada waktu masih muda, biasanya daun tumbuhan opaku menggulung dan bersisik.
5.      Tumbuhan paku pada hidupnya dapat bereproduksi secara aseksual dengan gemmae dan Reproduksi secara seksual dengan peleburan gemet jantan dan gamet betina.
6.      Dalam siklus hidup ( metagenesis) terdapat fase sporofiy, yaitu tumbuhan paku sendiri.
7.      Fase sprofit pada metagenesis tumbuhan paku memiliki sifat lebih dominan dari fase gametofitnya.
8.      Memiliki klorofil sehingga cara hidupnya fotouatotrof.












BAB II
METODE KERJA
2.1  ALAT
Alat yang digunakan dalam pratikum keterampilan biologi ini adalah drawing book,pensil,penggaris,penghapus,pensil warna .

2.2  BAHAN
Tumbuhan paku ( pteridophyta) yaitu Adiantum sp, Achrosticum sp,Stenochlaena sp,Asplenium sp,Ceratopteris sp,Cyclophorus sp,Drymoglossum sp,Lygodium sp,Polypodium sp,Salvinia sp dan Azolla.

2.3  CARA KERJA
v  Siap kan alat dan bahan yang akan digunakan untuk pratikum
v  Letakan kan masing masing sempel di atas meja dan beri nama dari 12 spesies tersebut.
v  Gambar lah dari masing masing sempel tersebut
v  Setelah itu klasifikasikan  dan deskripsikan sesuai spesiesnya masing masing
v  Selesai menggambar kumpulkan
v  Setelah  pratikum selesai, meja masing masing kelompok.








BAB IV
PENUTUP
4.1   Kesimpulan
Dari Hasil dan pembahasan diatas dapat disimpulkan yaitu
1.      Lygodium hidup efipit.Daun Lygodium monomorfik, warna daun hijau,bentuk daun berbagai menyirip . ukuranya yang panjang,dengan tulang daun menyirip. Batang Lygodium terlihat seperti ruas ikatan pembuluh.batang bewarna hijau kecoklatan panjang.secara umum Lygodium memiliki akar rimpang ,sporangia terletak dibawah daun.habitatnya ditempat hutan skunder,seperti rawa, semak,cagar dan hidup pada pohon dengan memanjat. Rizoma menjalar dibawah permukaan  tanah .dimana batang tidak bercabang.
2.      Ceratopteris hidup didaerah rawa rawa yang memiliki perairan yang cukup untuk hidup dan tumbuhan ini juga dapat digunakan sebagai obat.
3.      Drymoglossum piloselloides merupakan tumbuhan yang memiliki sifat epifit tetapi tidak parasit karena dapat memproduksi makanan sendiri. Memiliki duan yang tumbuh dengan jarak yang pendek satu sama lain.selain itu daun bertangkai pendek tapi daunya agak panjang dan memiliki sorus yang warna kecoklatan,ujung runcing,daun lebar memanjang dan warna daun hijau muda.
4.      Asplenium nidus dan Stenochlaena palustris adalah perbedaan daunya, hanya saja asplenium itu mempunyai daun yang lebar memanjang. Lebar bisa mencapai 20 cm dan panjang 150cm,warna daun hijau muda yang masih muda tapi yang sudah tua menjadi hijau tua. Daun muda dapat dimakan. Sedangkan stenochlaena tumbuhan ini daun memanjang tapi agak kecil. Stenochlaena menjalar ditanah tidak seperti asplenium yang hidup di pohon.
5.      Tumbuhan Azola ( Azolla pinnata) (Arifin, 1996)Istilah  Azolla berasal dari bahasa latin, yaituAzo yang berarti kering dan ollyo yang berarti mati. Tumbuhan ini akan mati apabila dalam keadaan kering.Azola merupakan tumbuhan jenis paku-pakuan air yang hidupnyamengambang diatas permukaan air. Berukuran kecil, lunak, bercabang-cabangtidak beraturan. Helaian daunnya tumpang tindih, tersusun saling menutup.Setiap daun terdiri dari dua helaian, yaitu : helaian atas dan helaian bawah.Helaian atas berupa daun tebal, dan berada di atas air. Berwarna hijau karenamengandung klorofil yang berguna dalam asimilasi. Di dalamnya terdapatruangan-ruangan yang berisi koloni Annabaena azollae. Helaian bawah, tipis danpucat, karena tidak secara langsung mendapat sinar matahari. Azola tidakmempunyai batang, karena batangnya berupa rimpang (rhizome), dan rimpangtersebut tumbuh daun. Azola yang tua bercabang-cabang terdapat akar yangmenempel tersusun rapih seperti rambut yang lebat, dan tumbuh lurus, sertatidak bercabang, masuk ke dalam air .
6.      Adapun kesimpulan dari praktikum ini yaitu tumbuhan paku merupakan suatu divisi yang warganya telah mempunyai kormus, artinya tubuhnya dengan nyata dapat dibedakan dalam tiga bagian pokok, yaitu: akar, batang dan daun.  Namun demikian tumbuhan paku belum memiliki biji, sehingga tumbuhan ini tidak termasuk ke dalam tumbuhan tingkat tinggi seperti spermatophyta. Daunnya  berwarna hijau karena memiliki klorofil yang digunakan untuk berfotosintesis. Alat perkembangbiakan tumbuhan paku yang utama adalah spora. Memiliki  batang yang merupakan penghubung antara daun dan akar dalam proses  penyerapan unsur hara serta akar yang berfungsi dalam proses penyerapan unsur hara. Warga tumbuhan paku amat heterogen baik ditinjau dari segi habitat maupun cara hidupnya. “ Rachmi afriani “








DAFTAR PUSTAKA

Adenan;Suhartono,  Eko.  2010.  Stenochlaena Palustris Aqueous Extract Reduces
             Hepaticperoxidative Stress  In Marmota Caligata With Induced Fever.  Vol.
               34, No 7
                      Gembong,  Tjitrosoepomo.  2005.  “ Taksonomi Tumbuhan ’’ . Yogyakarta : UGM
                                        Press
                     Holttum, R.E .1972 . Cyatheaceae In Flora Maesiana. Vol.9.   Serie  li.Groningen:
                            Noordhoff Publishing.
                     Sri  Hartini.  2006.  Tumbuhan Paku Di Cagar Alam Sago Malintang, Sumatera
                                    Barat Dan Aklimatisasinya Di Kebun Raya Bogor.Bogor : Lembaga  Ilmu
                                 Pengetahuan Indonesia ( Lipi)
                     Dalimartha,  Setiawan. 2008.” Tanaman Obat Di Lingkungan Sekitar”. Jakarta:   
                                  Puspa swara                     .
                      Hew,C.S. 1984.Drymoglossum under Water Stress. American Fern Journal Vol.  
                                  74, No. 2
                      Laguna Lake. Dalam De Silva, S.S. 1988. Finfish Nutrition Research In Asea.                               Proceeding Of The Second Asian Fish Nutrition Net Work Meeting.
                          Heinmann Asia Singapore.P.81
                    Pollunin, Nicholas.1994.Pengantar Geografi Tumbuhan , Yogyakarta  : UGM Press
        

































































Tidak ada komentar:

Posting Komentar