LAPORAN PRATIKUM KETERAMPILAN BIOLOGI
JUDUL :
BASIDIOMYCOTA
DI SUSUN
O
L
E
H
NAMA : Margarita
Lestari
NIM : 140300036331
KELOMPOK : 3
DOSEN
: Rachmi Afriani,S.Si.M.Si
PROGRAM STUDY BIOLOGI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU
PENDIDIKAN BIOLOGI (SI)
UNIVERSITAS KAPUAS SINTANG
TAHUN AKADEMIK 2016-/ 2017
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Tumbuhan
paku merupakan tumbuhan berkormus dan berpembuluh yang paling sederhana.
Terdapat lapisan pelindung sel (jaket steril) di sekeliling organ reproduksi,
sistem transpor internal, hidup di tempat yang lembap. Akar serabut berupa
rizoma, ujung akar dilindungi kaliptra. Sel-sel akar membentuk epidermis,
korteks, dan silinder pusat (terdapat xilem dan fleom).
Tumbuhan paku (atau paku-pakuan,
Pteridophyta atau Filicophyta), adalah satu divisio tumbuhan
yang telah memiliki sistem pembuluh sejati (kormus) tetapi tidak menghasilkan biji untuk reproduksinya. Alih-alih biji, kelompok tumbuhan
ini masih menggunakan spora sebagai alat perbanyakan generatifnya, sama
seperti lumut dan fungi. Tumbuhan paku (Pteridophyta) adalah divisi
dari kingdom Plantae yang anggotanya memiliki akar, batang, dan daun sejati,
serta memiliki pembuluh pengangkut.
Tumbuhan paku sering disebut
juga dengan kormofita berspora karena berkaitan dengan adanya akar,
batang, daun sejati, serta bereproduksi aseksual dengan spora. Tumbuhan
paku juga disebut sebagai tumbuhan berpembuluh (Tracheophyta) karena memiliki
pembuluh pengangkut. Tumbuhan paku tersebar di seluruh bagian dunia,
kecuali daerah bersalju abadi dan daerah kering (gurun). Total spesies yang
diketahui hampir 10.000 (diperkirakan 3000 di antaranya tumbuh di Indonesia), sebagian
besar tumbuh di daerah tropika basah yang lembab. Tumbuhan ini cenderung tidak
tahan dengan kondisi air yang terbatas, mungkin mengikuti perilaku moyangnya di
zaman Karbon, yang juga dikenal sebagai masa keemasan tumbuhan paku karena
merajai hutan-hutan di bumi. Serasah hutan tumbuhan pada zaman ini yang
memfosil sekarang ditambang orang sebagai batu bara. Salah
satu anggota dari Pteridophyta ialah kelas Lycopodiinae ( paku kawat atau
paku rambat ). Merupakan tumbuhan liar di pinggir-pinggir jalan, semak
belukar atau di hutan-hutan,sering memanjat di pohon. Tumbuh dari dataran
rendah sampai pegunungan dari ketinggian 100 m sampai 2.000 m di atas permukaan
laut Psilopsida merupakan tumbuhan paku purba
(primitif) yang sebagian besar anggotanya sudah punah dan ditemukan sebagai
fosil. Psilopsida diduga hidup pada periode antara zaman Silurian dan Devonian.
Hanya beberapa spesies saja yang masih hidup di bumi saat ini, misalnya
Psilotum nudum. “ Rachmi Afriani.S.Si.M.Si”
1.1 Tujuan Pratikum
1.
Agar lebih
mengetahui dan mengenal jenis-jenis tumbuhan paku (pteridophyta)
2.
Supaya lebih
mudah membedakan antara satu spesis dengan spesies yang lain.
3.
Untuk mengetahui morfologi dan klasifikasi (pteridophyta)
1.2 Dasar teori
Tumbuhan paku merupakan suatu divisi
yang warganya telah jelas mempunyai kormus, artinya tubuhnya dengan nyata dapat
dibedakan dalam tiga bagian pokoknya, yaitu akar, batang dan daun. Namun
demikian, pada tumbuhan paku belum dihasilkan biji. Seperti warga
divisi–divisi yang telah dibicarakan sebelumnya, alat perkembang–biakan
tumbuhan paku yang utama adalah spora.,
ahli
taksonomi membagi dunia tumbuhan dalam dua kelompok saja yang diberi nama
cryptogamae dan phanerogamae. Cryptogamae (tumbuhan spora) meliputi yang
sekarang kita sebut dibawah nama schizophyta, thallophyta, bryophyta, dan
pteridophyta. Tumbuhan paku merupakan komponen vegetasi yang lebih menonjol
dari pada lumut, walaupun kelompok tersebut jumlah jenisnya jauh lebih
besar (sekitar 20.000 jenis).
Diduga tumbuhan paku merupakan tumbuhan
yang menghuni daratan bumi. Fosilnya dijumpai pada batu- batuan zaman
Karbon, yaitu kira-kira 345 juta tahun yang lalu (Gembong, 1989). Tumbuhan paku
dapat hidup di atas tanah atau batu, menempel di kulit pohon (epifit), di
tepi sungai di tempat-tempat yang lembap (higrofit), hidup di air (hidrofit),
atau di atas sampah atau sisa tumbuhan atau hewan (saprofit).
Sebagian besar tumbuhan paku
mempunyai batang yang tumbuh di dalam tanah yang disebut rhizoma. Akar pada
tumbuhan paku bersifat seperti serabut yang ujungnya dilindungi oleh kaliptra
(tudung akar). Batang pada sebagian besar paku tidak terlihat karena berada di
dalam tanah dalam bentuk rimpang. Akan tetapi, ada pula tumbuah paku yang
memiliki batang di permukaan tanah yang bercabang, seperti pada Cyathea.
Tumbuhan paku tersebar di seluruh bagian dunia, kecuali daerah bersalju
abadi dan daerah kering (Budiyanto, 2013).
Reproduksi tumbuhan paku yaitu dengan
metagenesis pergiliran reproduksi antara vegetatif dan generatif. Terdapat
klasifikasi paku berdasarkan spora yaitu
homospora pada lycopodium, peralihan pada equisetum dan heterospora yaitu
pada Marsilea selaginela . Jenis-jenis
paku berdasarkan fungsi yaitu trofofil: steril (mandul) yang hanya digunakan
untuk proses fotosintesis, sporofil yaitu penghasil spora dan troposporofil
yaitu penghasil spora dan dapat juga berperan dalam proses fotosintesis
(Prowel, 2010).
Pteridophyta
mempunyai gametofit bersifat thalus, sporofitnya dapat dibedakan menjadi akar,
batang, dan daun memiliki batang bercabang-cabang menggarpu, akar mempunyai
kaliptra. Pada akar dan batang dijumpai berkas pengangkutan. Pteridophyta
dapat tumbuh menjulang ke udara. Pada tumbuhan paku, yang biasa kita
lihat adalah generasi sporofit.
Pada awal musim panas, akan nampak
bercak-bercak kecoklatan pada bagian bawah anak daun tumbuhan paku.
Bercak-bercak tersebut disebut sorus dan berisi banyak sporangium. Jika kita
lihat lebih dalam, di dalam sporangium ini terjadi pembelahan meiosis dari satu
sel induk spora menghasilkan empat sel spora. Jika kelembaban menurun, sel-sel
bibir berdinding tipis dari masing-masing sporangianum terpisah dan
anulus terbuka dengan perlahan-lahan, lalu dengan gerak yang cepat anulus
meletik kedepan dan mengeluarkan spora-sporanya. Jika spora-spora ini sampai pada
habitat yang sesuai, maka spora tersebut akan berkecambah membentuk
benang-benang sel (Gembong, 1989)
Tumbuhan paku ( paku –pakuan)
adalah sekelompok tumbuhan dengan sistem pembuluh sejati ( memiliki pembuluh
kayu dan pembuluh tapis),tetapi tidak menghasilkan biji untuk reproduksi
seksualnya. Tumbuhan ini mempertahankan spora sebagai alat perbanyakan
generatifnya.
Tumbuhan
paku tersebar diseluruh bagian dunia, kecuali daerah bersalju abadi dan daerah
kering (gurun. Total spesies yang diketahui hampir 10.000 dengan perkiraan
3.000 diantaranya tumbuh di indonesia.sebagian besar anggota paku pakuan tumbuh
didaerah Tropika basah yang lembab.
Paku
pakuan cenderung ditemukan pada kondisi tumbuh marginal,seperti lantai hutan
yang lembab,tebing perbukitan,merayap pada batang pohon atau batuan, didalam
kolam/danau, daerah sekitar kawah vulkanik,serta sela – sela bangunan yang
tidak terawat. Meskipun demikian, ketersediaan air yang mencukupi pada rentang
waktu tertentu diperlukan karena salah satu tahap hidupnya tergantung pada keberadaan air, yaitu sebagai
media bergeraknya sel sperma menuju sel telur.
Tumbuhan paku pernah merajai hutan - tuhan dunia di Zaman Karbon
sehingga zaman itu dikenal sebagai masa keemasan tumbuhan paku. Serasah hutan
tumbuhan pada zaman ini yang memfosil dan mengalami mineralisasi sekarang
ditambang orang sebagai batu bara.
Menurut
petunjuk – petunjuk paleontologi, banyak yang bersepakat bahwa dari suatu
kelompok tumbuhan paku purba terwujud lah tumbuhan berbunga, suatu kelompok
tumbuhan yang mendominasi vegetasi masa kini. “ Rachmi afriani,S.Si.M.Si “
Tumbuhan memiliki ciri – ciri
sebagai berikut:
1.
Berbeda dengan
tumbuhan lumut, tumbuhan paku sudah memiliki akar, batang dan daun. Oleh karena
itu, tumbuhan paku termasuk kedalam kormophyta berspora.
2.
Baik pada
akar,batang,dan daun, secara anatomi sudah memiliki berkas pembuluh angkut,
yaitu xilem yang berfungsi sebagai pengangkut air dan garam mineral dari akar
menuju daun untuk proses fotosintesi, dan floem yang berfungsi untuk
mengedarkan hasil fotosintesis keseruruh bagian tubuh tumbuhan.
3.
Habitat tumbuhan
ada yang tumbuh di darat dan ada yang tumbuh di perairan serta ada pula yang
hidup menempel pada pohon dan epitit lainya .contoh Drymogosslum dan Lygodium
microphylum yang hidup menempel di pohon- pohon.
4.
Pada waktu masih
muda, biasanya daun tumbuhan opaku menggulung dan bersisik.
5.
Tumbuhan paku
pada hidupnya dapat bereproduksi secara aseksual dengan gemmae dan Reproduksi
secara seksual dengan peleburan gemet jantan dan gamet betina.
6.
Dalam siklus
hidup ( metagenesis) terdapat fase sporofiy, yaitu tumbuhan paku sendiri.
7.
Fase sprofit
pada metagenesis tumbuhan paku memiliki sifat lebih dominan dari fase
gametofitnya.
8.
Memiliki
klorofil sehingga cara hidupnya fotouatotrof.
BAB II
METODE KERJA
2.1 ALAT
Alat yang digunakan dalam pratikum keterampilan
biologi ini adalah drawing book,pensil,penggaris,penghapus,pensil warna .
2.2
BAHAN
Tumbuhan
paku ( pteridophyta) yaitu Adiantum sp, Achrosticum sp,Stenochlaena
sp,Asplenium sp,Ceratopteris sp,Cyclophorus sp,Drymoglossum sp,Lygodium
sp,Polypodium sp,Salvinia sp dan Azolla.
2.3
CARA KERJA
v Siap kan alat dan bahan yang akan digunakan untuk
pratikum
v Letakan kan masing masing sempel di atas meja dan
beri nama dari 12 spesies tersebut.
v Gambar lah dari masing masing sempel tersebut
v Setelah itu klasifikasikan dan deskripsikan sesuai spesiesnya masing
masing
v Selesai menggambar kumpulkan
v Setelah
pratikum selesai, meja masing masing kelompok.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Dari Hasil dan pembahasan diatas dapat disimpulkan
yaitu
1.
Lygodium hidup
efipit.Daun Lygodium monomorfik, warna daun hijau,bentuk daun berbagai menyirip
. ukuranya yang panjang,dengan tulang daun menyirip. Batang Lygodium terlihat
seperti ruas ikatan pembuluh.batang bewarna hijau kecoklatan panjang.secara
umum Lygodium memiliki akar rimpang ,sporangia terletak dibawah daun.habitatnya
ditempat hutan skunder,seperti rawa, semak,cagar dan hidup pada pohon dengan
memanjat. Rizoma menjalar dibawah permukaan
tanah .dimana batang tidak bercabang.
2.
Ceratopteris
hidup didaerah rawa rawa yang memiliki perairan yang cukup untuk hidup dan
tumbuhan ini juga dapat digunakan sebagai obat.
3.
Drymoglossum
piloselloides merupakan tumbuhan yang memiliki sifat epifit tetapi tidak
parasit karena dapat memproduksi makanan sendiri. Memiliki duan yang tumbuh
dengan jarak yang pendek satu sama lain.selain itu daun bertangkai pendek tapi
daunya agak panjang dan memiliki sorus yang warna kecoklatan,ujung runcing,daun
lebar memanjang dan warna daun hijau muda.
4.
Asplenium nidus
dan Stenochlaena palustris adalah perbedaan daunya, hanya saja asplenium itu
mempunyai daun yang lebar memanjang. Lebar bisa mencapai 20 cm dan panjang 150cm,warna
daun hijau muda yang masih muda tapi yang sudah tua menjadi hijau tua. Daun
muda dapat dimakan. Sedangkan stenochlaena tumbuhan ini daun memanjang tapi
agak kecil. Stenochlaena menjalar ditanah tidak seperti asplenium yang hidup di
pohon.
5.
Tumbuhan Azola ( Azolla pinnata) (Arifin, 1996)Istilah Azolla berasal dari bahasa
latin, yaituAzo yang berarti kering dan ollyo yang berarti mati. Tumbuhan ini
akan mati apabila dalam keadaan kering.Azola merupakan tumbuhan jenis
paku-pakuan air yang hidupnyamengambang diatas permukaan air. Berukuran kecil,
lunak, bercabang-cabangtidak beraturan. Helaian daunnya tumpang tindih,
tersusun saling menutup.Setiap daun terdiri dari dua helaian, yaitu : helaian
atas dan helaian bawah.Helaian atas berupa daun tebal, dan berada di atas air.
Berwarna hijau karenamengandung klorofil yang berguna dalam asimilasi. Di
dalamnya terdapatruangan-ruangan yang berisi koloni Annabaena azollae. Helaian bawah, tipis danpucat, karena tidak
secara langsung mendapat sinar matahari. Azola tidakmempunyai batang, karena
batangnya berupa rimpang (rhizome),
dan rimpangtersebut tumbuh daun. Azola yang tua bercabang-cabang terdapat akar
yangmenempel tersusun rapih seperti rambut yang lebat, dan tumbuh lurus,
sertatidak bercabang, masuk ke dalam air .
6.
Adapun kesimpulan dari praktikum ini yaitu tumbuhan
paku merupakan suatu divisi yang warganya telah mempunyai kormus, artinya
tubuhnya dengan nyata dapat dibedakan dalam tiga bagian pokok, yaitu: akar,
batang dan daun. Namun demikian tumbuhan paku belum memiliki biji, sehingga
tumbuhan ini tidak termasuk ke dalam tumbuhan tingkat tinggi seperti
spermatophyta. Daunnya berwarna hijau karena memiliki klorofil yang
digunakan untuk berfotosintesis. Alat perkembangbiakan tumbuhan paku yang utama
adalah spora. Memiliki batang yang merupakan penghubung antara daun dan
akar dalam proses penyerapan unsur hara serta akar yang berfungsi dalam
proses penyerapan unsur hara. Warga tumbuhan paku amat heterogen baik ditinjau
dari segi habitat maupun cara hidupnya. “ Rachmi afriani “
DAFTAR PUSTAKA
Adenan;Suhartono,
Eko. 2010. Stenochlaena Palustris Aqueous Extract Reduces
Hepaticperoxidative
Stress In Marmota Caligata With Induced
Fever. Vol.
34, No 7
Gembong, Tjitrosoepomo. 2005.
“ Taksonomi Tumbuhan ’’ . Yogyakarta : UGM
Press
Holttum, R.E .1972 . Cyatheaceae In
Flora Maesiana. Vol.9. Serie li.Groningen:
Noordhoff Publishing.
Sri Hartini. 2006.
Tumbuhan Paku Di Cagar Alam Sago Malintang, Sumatera
Barat Dan Aklimatisasinya Di Kebun Raya
Bogor.Bogor : Lembaga Ilmu
Pengetahuan Indonesia
( Lipi)
Dalimartha, Setiawan. 2008.” Tanaman Obat Di Lingkungan
Sekitar”. Jakarta:
Puspa
swara .
Hew,C.S.
1984.Drymoglossum under Water Stress. American Fern Journal Vol.
74, No. 2
Laguna Lake. Dalam De
Silva, S.S. 1988. Finfish Nutrition Research In Asea. Proceeding Of The Second Asian Fish Nutrition
Net Work Meeting.
Heinmann Asia Singapore.P.81
Pollunin,
Nicholas.1994.Pengantar Geografi Tumbuhan , Yogyakarta : UGM Press
Tidak ada komentar:
Posting Komentar