Kamis, 26 Januari 2017

laporan asam basa





       

“ LAPORAN PRATIKUM ASAM BASA”
MENENTUKAN pH DAN INDIKATOR UNIVERSAL
DISUSUN
O
L
E
H
NAMA               :  MARGARITA LESTARI
NIM                   : 140300036331
SEMESTER       :( 4 )



PROGRAM STUDI BIOLOGI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN ( S1)
UNIVERSITAS KAPUAS SINTANG
TAHUN AKADEMIK 2015/2016



Penulis  24 juni 2016  sintang


KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur saya  panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa , yang telah memberikan hidayah serta kesempatan kepada saya, karena dengan demikian saya  dapat menyelesaikan  “Laporan Pratikum ini”  meskipun masih banyak kekurangan. Saya sangat beterimakasih kepada dosen pengapu mata kuliah ini yaitu Dwi Lestari s.si yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan pengalaman kami sebagai mahasiswa biologi atau peserta didik dalam mereaksikan suatu larutan dan dapat menetukan pHnya sehingga dapat menghasil kan ekstrak indikator Alami dan yang netral.  Dalam makalah ini mohon kritik dan sarannya apa bila ada kekurangan dan kelebihan materinya. agar saya tahu letak kekurangan dan kelebihanya. smoga dengan laporan pratikum ini teman teman semuanya dapat mengetahui cara mereaksikan suatu larutan dengan ekstrak yang alami dari berbagai tumbuhan yang dapat digunakan untuk kehidupan sehari hari dan juga teman teman dapat mengetahui suatu larutan yang bersifat asam dan basa serta dapat bermanfaat bagi kita semua amin.

















DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................. ii
DAFTAR ISI................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................ 1
A.    Latar belakang.................................................................................... 1
B.     Rumusan masalah............................................................................... 3
C.     Tujuan................................................................................................ 3
BAB II TINJAUAN...................................................................................... 4
A.    Larutan Alami...................................................................................... 4
B.     Pengertian Asam basa secara teori....................................................... 5
BAB III METODELOG............................................................................... 7
A.    Waktu dan tempat........................................................................... 7
B.     Alat dan bahan................................................................................ 7
C.     Prasedur kerja.................................................................................. 7
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN..................................................... 8
A.    Tabel 1 data pengamatan larutan....................................................... 8
B.      Pembahasan larutanya.......................................................................
C.     Tabel 2 data pengamatan Ekstrak......................................................
D.     Pembahasan ekstrak..........................................................................
BAB Vi PENUTUP.......................................................................................
A.    Kesimpulan ........................................................................................
B.     Saran...................................................................................................
LAMPIRAN GAMBAR ..............................................................................
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................









BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar belakang
Senyawa asam mempunyai rasa asam yang masam sedangkan senyawa basa mempunyai rasa pahit. Akan tetapi kita tidak boleh mencicipi rasa dari zat kimia tersebut karena suatu zat beberapa ada yang mengandung racun sangat berbahaya bagi manusia. oleh karena itu untuk menguji sifat asam basa larutan kita dapat menggunakan  alat bantu berupa kertas lakmus, indikator universal .
              percobaan 1 menetukan PH Suatu Larutan alami dapat menggunakan bahan bahan yang sering digunakan  dalam kehidupan sehari hari yaitu sabun batang surya,kapur sirih, jeruk sambal dan cuka. Sedang kan percobaan II indikator asam basa menggunakan indikator alami seperti indikator Alami seperti ekstrak buah naga,bunga kembang sepatu,daun pandan,dan  kunyit.dalam percobaan ini menetukan PH dari suatu larutan dan sifat asam basa dengan menggunakan indikator universal (indikator alami).
      Indikator universal merupakan campuran dari bermacam-macam indikator yang dapat menunjukkan pH suatu larutan dari perubahan warnanya. Indikator universal ada dua macam yaitu indikator yang berupa kertas dan larutan. .pH merupakan suatu parameter yang digunakan untuk menyatakan tingkat keasaman larutan. Larutan asam memiliki pH kurang dari 7 ( pH < 7 ) ,Larutan basa memiliki pH lebih dari 7 ( pH > 7 ), Larutan netral memiliki pH = 7 ,Derajat keasaman (pH) suatu larutan dapat ditentukan menggunakan indikator yaitu indikator universal, larutan indikator dan pH meter
                  pH adalah derajat keasaman yang digunakan untuk menyatakan tingkat keasaman atau ke basaan yang dimiliki oleh suatu larutan. Ia didefinisikan sebagai kologaritma aktivitas ion hidrogen (H+) yang terlarut. Koefisien aktivitas ion hidrogen tidak dapat diukur secara eksperimental, sehingga nilainya didasarkan pada perhitungan teoritis. Skala pH bukanlah skala absolut. Ia bersifat relatif terhadap sekumpulan larutan standar yang pH-nya ditentukan  berdasarkan persetujuan internasional. Konsep pH pertama kali diperkenalkan oleh kimiawan Denmark Søren Peder Lauritz Sørensen  pada tahun 1909. Tidaklah diketahui dengan pasti makna singkatan "p" pada "pH". Beberapa rujukan mengisyaratkan bahwa p berasal dari singkatan untuk powerp (pangkat), yang lainnya merujuk kata bahasa Jerman Potenz (yang juga berarti pangkat), dan ada pula yang merujuk pada kata potential. Jens Norby mempublikasikan sebuah karya ilmiah pada tahun 2000 yang berargumen bahwa p adalah sebuah tetapan yang berarti "logaritma negatif".  pH didefinisikan sebagai minus logaritma dari aktivitas ion hidrogen dalam larutan  berpelarut air. pH merupakan kuantitas tak berdimensi. pH umumnya diukur menggunakan elektroda gelas yang mengukur perbedaan potensial E antara elektroda yang sensitif dengan aktivitas ion hidrogen dengan elektroda referensi. Di dalam hasil percobaan ini saya ingin memberikan keterangan beberapa hasil yang saya coba didalam menentukan pH dari berbagai larutan mulai dari asam kuat, asam lemah, basah kuat, basah lemah dan bersifat netral (garam
















B.     Rumusan masalah
a.       Apa saja larutan alami?
b.      Pengertian asam basa secara teori?
c.       Data pengamatan suatu larutan ?
d.      Data pengamatan ekstrak?
C.     Tujuan
1.      Agar dapat mengetahui sifat asam dan basa pada suatu larutan kimia
2.      Mengetahui PH larutan menggunakan indikator universal / PH meter
3.      Agar dapat mereaksikan suatu larutan kimia dengan ekstrak alami





















BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A.    Larutan Alami yang akan digunakan sebagai bahan  pratikum  untuk penentuan pH larutan kimia adalah sebagai berikut :
1.       Sabun batang surya
2.       Kapur sirih
3.       Cuka
4.       Jeruk sambal
a.       Sabun  batang surya  bahan yang sering kita gunakan sehari hari dalam kehidupan kita untuk pembersih pakaian,alat dapur ,dll. Sabun adalah garam natrium atau garam kalium dari asam lemak dengan rantai karbon panjang (12 sampai 18 atom karbon).  Sabun dibuat dengan mereaksikan asam lemak dengan suatu alkali (basa).Sabun R-COONA
b.      Kapur sirih merupakan bahan makanan yang sering di kosumsi sehari hari oleh orang Kandungan yang dimilikinya seperti kadinen, sineol, karvakol, kavinol, dan zat samak yang baik untuk kesehatan 
c.       Asam Cuka Asam asetat, asam etanoat atau asam cuka adalah senyawa kimia asam organik yang dikenal sebagai pemberi rasa asam dan aroma dalam makanan. Asam cuka memiliki rumus empiris C2H4O2.
d.      Jeruk nipis  mengandung unsur-unsur senyawa kimia yang bemanfaat, misalnya: asam sitrat, asam amino (triptofan, lisin), minyak atsiri (sitral, limonen, felandren, lemon kamfer, kadinen, gerani-lasetat, linali-lasetat, aktilaldehid, nonildehid), damar, glikosida, asam sitrun, lemak, kalsium, fosfor, besi, belerang vitamin B1 dan C. Selain itu, jeruk nipis juga mengandung senyawa saponin dan flavonoid yaitu hesperidin .
B.      Asam dan Basa merupakan dua golongan zat kimia yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari. Berkaitan dengan sifat asam Basa, larutan dikelompokkan dalam tiga golongan, yaitu bersifat asam, bersifat basa, dan bersifat netral. Asam dan Basa memiliki sifat-sifat yang berbeda, sehingga dapat kita bisa menentukan sifat suatu larutan. Untuk menentukan suatu larutan bersifat asam atau basa, ada beberapa cara. Yang pertama menggunakan indikator warna, yang akan menunjukkan sifat suatu larutan dengan perubahan warna yang terjadi. Misalnya Lakmus, akan berwarna merah dalam larutan yang bersifat asam dan akan berwarna biru dalam larutan yang bersifat basa. Sifat asam basa suatu larutan  juga dapat ditentukan dengan mengukur pH-nya. pHmerupakan suatu parameter yang digunakan untuk menyatakan tingkat keasaman larutan.
  Larutan asam memiliki pH kurang dari 7, larutan basa memiliki pH lebih dari 7, sedangkan larutan netral memiliki pH=7. pH suatu larutan dapat ditentukan dengan indikator ( Ralph H Petrucci.1987) Sejak berabad-abad yang lalu, pakar kimia mendefinisikan asam dan basa berdasar sifat larutannya. Larutan asam memiliki rasa masam dan bersifat korosif (merusak logam, marmer, dan berbagai bahan lain). sedangkan basa berasa agak pahit dan bersifat kaustik ( licin). Namun ada beberapa pendapat yang menjelaskan penyebab sifat asam dan basa. Pada tahun 1777, Antoine Laurent Lavoisier (1743-1794) mengemukakan bahwa asam mengandung unsur oksigen. Davy kemudian menyimpulkan bahwa unsur hidrogenlah yang merupakan unsur dasar asam. Kemudian tahun 1814 Joseph Louis Gay-Lussac (1778-1850) menyimpulkan bahwa asam adalah suatu zat yang dapat menetralkan alkali dan kedua golongan senyawa itu hanya dapat didefinisikan dalam kaitan satu dengan yang lain.
      Namun konsep/pendapat yang cukup memuaskan, dan dapat diterima hingga saat ini dikemukakan oleh Svante August Arrhenius (1859-1927), yaitu : asam adalah zat yang dalam air melepaskan ion H+. dengan kata lain, pembawa sifat asam adalah ion H+. dan dirumuskan dengan HxZ(aq)---------»xH+(aq) + Zx-(aq) Basa adalah zat yang dalam air menghasilkan ion hidroksida (OH-). dengan kata lain, pembawa sifat basa adalah (OH-). dan dirumuskan dengan M(OH)x(aq)---------»Mx+(aq) + xOH-(aq) ( Hiskia,Ahmad.1998:15) Asam dan Basa merupakan dua golongan zat kimia yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari. Berkaitan dengan sifat asam Basa, larutan dikelompokkan dalam tiga golongan, yaitu bersifat asam, bersifat basa, dan bersifat netral.
 Asam dan Basa memiliki sifat-sifat yang berbeda, sehingga dapat kita bisa menentukan sifat suatu larutan. Untuk menentukan suatu larutan bersifat asam atau basa, ada beberapa cara. Yang pertama menggunakan indikator warna, yang akan menunjukkan sifat suatu larutan dengan perubahan warna yang terjadi. Misalnya Lakmus, akan berwarna merah dalam larutan yang bersifat asam dan akan berwarna biru dalam larutan yang bersifat basa. Sifat asam basa suatu larutan  juga dapat ditentukan dengan mengukur pH-nya. pH merupakan suatu parameter yang digunakan untuk menyatakan tingkat keasaman larutan. Larutan asam memiliki pH kurang dari 7, larutan basa memiliki pH lebih dari 7, sedangkan larutan netral memiliki pH=7. pH suatu larutan dapat ditentukan dengan indikator pH atau dengan pH meter. (Ralph H Petrucci.1987















BAB III
METODOLOGI
A.    Waktu dan tempat pelaksanaan pratikum kali ini adalah sebagai berikut:
Waktu : jam 09: wiba sampai selesai
Hari /tgl pelaksanaan: jumat ,17 juni 2016
                 Tempat di Laboratorium universitas kapuas sintang.
B.     Alat dan Bahan .
Adapun alat yang digunakan dalam pelaksanan pratikum ini adalah  Rak tabung reaksi, tabung reaks, pipet tetes, gelas kimia, erlenmeyer, gelas ukur, mortar tissue/sarbet , label,  botol vial bersih ,ember ,pisau, dan spons pembersih. adapun bahan yang digunakan adalah sebagai berikut: Akuades, cuka, kapur, sabun, jeruk  nipis, bunga kembang sepatu, kunyit, buah naga,daun pandan.
C.     Langkah kerja:
1.      Halus kan beberapa helai bunga kembang sepatu,buah naga di potong secukup nya ,kunyit dan pandan juga di diambil sedikit lalu di capur  kira kira 10 ml akuades.
2.      Masukan kedalam Erlemenyer
3.      Diam kan sejenak,kemudian pipet ekstrak /filternya
4.      Tempat kan kira kira 2 ml air ekstrak buah naga masing masing kedalam tabung reaksi.
a.       Tabung 1 sabun surya  c. Air kapur
b.        b. Cuka                       d. Air jeruk

5.      Guncang lah tabung ,kemudian amati perubahan warna yang terjadi pada ekstrak tersebut.
6.      Lakukan hal yang sama terhadap ,kunyit,daun pandan,bunga kembang sepatu.










BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

Percobaan I
A.    tabel 1. Data pengamatan

























Larutan
PH indikator universal
Sifat larutan


Sabun


Kapur


Cuka


Jeruk sambal


9


14


2


1

Basa


Basa


Asam


Asam







Berdasar kan hasil data pengamatan kami dari pratikum percobaan 1 dibawah ini bahwa suatu larutan alami seperti sabun batang surya ,kapur sirih, cuka dan jeruk sambal tersebut yang telah di halus kan dan di campur air sebanyak 10 ml ,setelah itu kami letak kan diatas meja di diam kan kemudian kami amati dengan kertas lakmus yang dimasukan kedalam suatu larutan alami tersebut dan Ternyata didapat kan hasil dari masing masing dari suatu larutan yang berbeda dan ada yang sama sifat asam dan basa nya. Sedangkan PH nya indikator berbeda sekali.

a.       Cuka dan jeruk bersifat asam karena  Korosif (merusak logam), Rasanya masam Memerahkan kertas lakmus biru , Menetralkan basa pH < 7 ,Menghasilkan ion H+ dalam air

b.      Sabun dan kapur bersifat basa karena Kaustik (merusak kulit), Rasa pahit dan licin. Membirukan kertas lakmus merah, Menetralkan asam pH> 7 Menghasilkan ion OH- dalam air.




Percobaan II. Indikator Asan Basa
Tabel 2 . Data pengamatan
No

Warna
sampel


Nama sampel



Warna ekstrak sampel


Warna
ekstrak
sampel +
cuka

Warna ekstrak sampel + air kapur

Warna ekstrak sampel + air jeruk

Warna ekstra sampel+
Air sabun




1


Merah
maron

Buah naga

Merah pekat

Merah tua


Kuning


Merah muda

ungu

2


Merah


Bunga kembang sepatu

Merah


Merah cerah


Hijau


Merah cerah


Hitam


3

Kuning




kunyit

Kuning pekat

orange

Coklat muda

orange

Coklat tua

4

Hijau


pandan

Hijau



Hijau


Hijau


Hijau


Hijau



1.      Ekstrak buah naga

Pada ekstrak buah naga yang masing masing tabung tersebut di campurkan dengan  larutan yaitu tabung 1 ekstrak buah nga  jika direaksi kan dengan larutan sabun maka akan menghasikan warna ungu yang tampak pada gambar 2, tabung 2 di reaksikan dengan larutan jeruk nipis maka akan menyebabkan perubahan warna dari merah menjadi merah muda ,tabung 3 di reaksikan dengan larutan cuka yang asam maka warna berubah menjadi merah tua,tabung 4 di reaksikan dengan larutan  larutan kapur maka menyebab kan perubahan warna  kuning yang signifikan pada ekstrak buah naga tersebut. Berdasar kan hasil pengamatan kami dari ke empat tabung ekstrak buah naga tersebut telah terjadi perubahan warna yang signifikan  berbeda beda dari satu dengan lainya bahwa ekstrak buah naga dapat menjadi indikator alami dan indikator universal


2.      Ekstrak bunga kembang sepatu

Berdasarkan hasil uji coba indikator alami dan dari pengamatan kami bahwa dari empat masing masing tabung ekstrak kembang sepatu terjadi perubahan warna yang sangat signifikan berbeda beda dari tabung lainya. Dari warna yang berbeda itu dapat kami tarik kesimpulan bahwa ekstrak kembang sepatu dapat menjadi indikator Alami.

3.      Ekstrak kunyit

 kunyit yang telah kami uji coba  mereaksikan ekstraknya  dengan larutan sabun menghasil kan perubahan warna menjadi coklat tua, mereaksikan eksrak kunyit dengan larutan jeruk nipis sehingga menyebabkan warna berubah menjadi orange, sedangkan pada larutan air kapur direaksikan dengan ekstrak maka prubhan warna yang signifikan menjadi coklat muda dan larutan cuka dengan ekstrak kunyit jika direaksikan maka warna berubah menjadi kembali orange juga. Berarti ekstrak kunyit termasuk indikator alami.

4.      Ekstrak daun pandan

Ekstrak pandan di uji coba dengan beberapa larutan misalnya larutan sabun ,cuka,jeruk nipis dan kapur.setelah didapatkan hasil bahwa tidak ada warna yang berubah pada ekstrak tersebut bahkan menjadi hijau seperti warna aslinya.maka dapat kami simpulkan ekstrak yang direaksikan ini bersifat netral dari semua larutan yang sudah di uji coba.berarti ekstrak alami in tidak dapat dijadikan indikator Alami karena tak ada prubahan warna yang signifikan pada ekstraknya.





BAB V
PENUTUP
A.    Kesimpulan
           Berdasarkan hasil dari pengamatan, suatu larutan yang bersifat asam dan basa mempunyai pH yang berbeda dari satu antara lain contoh sabun dan kapur bersifat basa sedang kan cuka dan jeruk nipis bersifat asam tapi berbeda dalam angka pH nya.      
                 berdasar kan hasil uji coba ekstrak yang telah kami dapat dan di data pengamatan kami beserta bukti gambar di lampiran dapat di tarik kesimpulan bahwa masing masing ekstrak yang kami gunakan menghasil kan perubahan warna yang sangat signifikan dan sangat menarik sekali perubahanya jika direaksikan dengan beberapa suatu larutan tertentu.dari ke empat ekstrak hanya 3 yang dapat menjadi indikator alami yang warnanya berubah secara dratis dari warna aslinya,dan ada 1 ekstrak yang tidak dapat dikatakan indikator alami karena warnanya tidak berubah sama sekali,bahkan netral sama seperti warna aslinya daun pandan hujau.

B.     Saranya
a.       Jika menggunakan Alat alat yang ada di laboratorium diharap kan lebih berhati hati dan teliti karena jika ada yang rusak dan hilang maka kita tidak bisa menggunakanya untuk melaksanakan pratikum dengan baik dan benar kalau alat tersebut tidak lengkap seperti awalnya.
b.      Sebaiknya alat alat yang ada dilaboratorium lebih diperhatikan dan dirawat agar saat pratikum bisa dipergunakan dengan baik dan maksimal tanpa kekurangan.
c.       Bagi mahasiswa jika mereaksikan suatu larutan diharap kan lebih berhati hati karena jika ceroboh akan menyebabkan suatu kerjaan yang fatal .
d.      Mahasiswa juga harus bisa menjaga kebersihan , ketertiban dan keamanan dalam suatu ruang laboratorium pada saat mau memulai pratikum dan selesai pratikum karena kebersihan awal kesehatan dan ketertiban dan keamanan adalah awal kenyamana dalam melaksanakan pratikum
DAFTAR PUSTAKA

Hiskia, Ahmad.1998. Kimia Larutan. Bandung : Citra Aditia Bakti
Keenan,Charles W.1984. Kimia Untuk Universitas edisi keenam Jilid.1 Jakarta : Erlangga  Nesbah. 2010. Penuntun Praktikum Kimia Dasar II  Bengkulu : UNIB Ralph.H.Petrucci.1987. Kimia Dasar edisi empat jilid II  Jakarta : Erlangga
























Lampiran gambar
Gambar 1. Ekstrak kembang sepatu yang direaksikan dengan larutan sabun, jeruk,kapur,dan cuka..menghasilkan warna warna yang berbeda dan sangat signifikan dari warna ekstrak aslinya.
Gambar 2. Ekstrak buah naga yang di reaksi kan dengan larutan sabun,kapur,jeruk nipis dan cuka.sehingga tampak pada gambar di bawah ini perubahan warna yang signifikan


Gambar 3  Ekstrak daun pandan yang masing masing tabung di reaksikan dengan beberapa larutan seperti sabun, cuka, kapur dan jeruk nipis dan menghasilkan warna yang sama seperti aslinya atau tidak ada prubahan warna yang signifikan seperti ekstrak lainya
Gambar 4 dari Ekstrak kunyit yang masing masing tabung di reaksikan dengan larutan sabun, cuka,kapur dan jeruk nipis.sehingga tampak pada gambar perubahan warna yang signifikan


Tidak ada komentar:

Posting Komentar